Jumat, 21 Oktober 2011

Bahasa Cinta Dari Surga

Cinta adalah rangkaian ilham yang tak pernah kering
Mengisi kekosongan ruang hidup kita yang gersang
Memberi denyut, nafas, dan jasad pada ruh kehidupan
Menguatkan yang lemah dan merapuhkan yang kuat
Jika cinta sudah tercabut dari akarnya
Maka tunggulah kematiannya
Jika cinta dua insan tak lagi diridhoi-Nya
Maka cinta akan memberi kelam pada apa yang kita lakukan di masa depan
Semaikanlah bulir-bulir cinta pada kalbu para pecinta
Dan pertahankanlah cinta dalam ridho-Nya bukan nafsu semata
Niscaya kita dapati wajah cinta muncul dengan pokok-pokok kuat dari-Nya
“Bahasa Cinta dari Surga” adalah cinta dua insan dalam ridho-Nya
“Bahasa Cinta dari Surga” menjadi embun penyejuk
Ditengah gersangnya padang cinta dalam diri pecinta
“Bahasa Cinta dari Surga” merupakan rangkaian reaksi fusi pemikiran kami di mana benih cinta
Dua insan dan ridho-Nya menyatu menelurkan energi tak terperi maha dahsyatnya
Dengan :Bahasa Cinta dari Surga” kami kemas wajah cinta dua insan yang sebenarnya
Cinta dalam ridho-Nya bukan nafsu yang celaka
Mengokohkan sendi-sendi yang biasanya rapuh dari para pecinta
Hingga kesucian cinta tetap terjaga seperti adanya….
Semoga “Bahasa Cinta dari Surga”mengilhami tumbuhnya kasih sayang dua insan dalam
“selimut hati”atas ridho-Nya…
Dan bukan hanya karena nafsu semata…

Selasa, 18 Oktober 2011

Butiran Sinar Kasih Sayang

Kuresapi ada sesuatu di matamu
Butiran sinar kasih sayang yang selama ini kucari
Kurasakan ada sesuatu dalam senyummu
Kedamaian yang kau suguhkan menghentikan waktu

Anggun lakumu kau persembahkan
Layaknya pena yang menari di atas kertas
Setiap jejak langkah yang kau tinggalkan
Adalah keabadian doa yang menghidupi lilin cinta

Kurasakan ada masa depan cerah di sisimu
Secerah paras wajahmu nan ayu
Kekuatan batinmu terbungkus lemah gemulaimu
Hingga terpelihara dari rayuan nakal
Hingga kau mampu berdiri di atas setiamu

Pertemuan kita selalu dalam bisu
Hanya suara lirih jeritan kalbu
Kurasakan getaran lembut dawai-dawai hati
Apakah kau merasakannya jua?
Terimalah bingkisan cinta dari hati ini
Lihatlah aku di sini sayang
Apakah aku yang kau cari?
Apakah aku jua yang menghantui mimpi malammu?

Rangkul aku dalam setiamu
Dan kau kan ku dekap dalam bahagiaku
Dengan cinta kuakhiri kebisuan ini semua


Sabtu, 15 Oktober 2011

HIDUP HANYA 3 HARI

Yang pertama:       Hari kemarin.
Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan;
dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja...

Yang kedua:           Hari esok.
Hingga mentari esok hari terbit,
Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja...
Yang tersisa kini hanyalah :       Hari ini.
Pintu masa lalu telah tertutup;
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini
bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan
ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan
hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya.
Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini yang abadi.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan
rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada anda.

 
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini,
karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada
orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri

 
Jadi teman, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa
depan membuatmu bingung, lakukan yang terbaik
HARI INI DAN LAKUKAN SEKARANG JUGA!!!!!!

Akankah Sama Seperti Lusa



Hidup adalah perjuangan
Tanpa perjuangan engkau takkan hidup
Memang engkau bernapas…
Tapi hidupmu selayaknya bukan seperti orang yang hidup.
Engkau terombang ambing keasana . . kesini . . lalu terdampar ..!
Penuh penyelesaian..
Bukanlah penyelesaian tapi itu merupakan suatu hal yang hanya bias dilakukan oleh kita..
Engkau berjalan selaknya hewan-hewan,
Dibarisanmu ada yang bernama kucing dan teman-temanmu yang lain…
Perbuatanmu tak mencerminkan selayaknya seorang insan..
Binatang adalah sebutan yang paling sempurna bagimu..
Hidupmu dicemooh dicaci
Oh… galaunya hidupmu..
Dikeheningan malam
Begitu mengental pikiran-pikiran yang mengambang
Esok apa yang akan terjadi
Akankah tuk sama seperti lusa

Menanti Di Ujung Resah

Sepi ketika malam menjadi tempat bersandar dari sela kehidupan. Sisi kelam dari rasa yang tak pernah dapat dimengerti dan di pahami kehadirannya. Meski tak selamanya ini akan terjadi namun begitu berat untuk di lewatkan, satu-persatu harapan itu pergi seakan menjauh dari dekapan ini, apa yang aku tunggu hingga tak mampu merasakan hadirnya sosok lain dari kehidupan ini. Sesuatu yang tak pernah ku ketahui dan akan menjadi misteri sampai waktu menjawabnya dengan takdir hidupku.

Kamu adalah seseorang yang ku cintai hatimu, tutur kata dan pesonamu nampak sempurna di mataku walaupun tak ada kehadiran sempurna di dunia ini. Tetapi kamu mampu mengisi ratapanku akan hidupan ini. Jalanku untuk menantimu, jalan yang tak pernah ku lalui terjal dan seperti tak berujung. Sulit untuk aku ungkap, tak ada yang mampu mengerti, hanya waktu yang mejawabnya nanti.

Sungguh berat hari demi hari kulalui untuk menunggu dan menjalani, se-mentara kamu seakan tak lagi melihatku kembali. Hatimu tertutup rapat, tak ada kata yang kamu dengar dari apa yang aku ucapkan. Salahku seakan telah mengguyur hatinya dengan kebutaan. Apakah dia yakin sebesar itu kesalahanku, sementara dia yang merasa tak bersalah semudah itu untuk melupakan. Dan dia telah membakar habis apa yang pernah dilalui. Meskipun dia hanguskan perasaanku dengan kebenciannya, namun hatiku tak pernah usang untuk mengenangnya dan mencintainya walaupun kau tak akan menjadi milikku.

Dia anggap cintaku berlebihan, namun telah menjadi hakikat berusaha sampai kita benar-benar tak bisa, apakah aku tak laya menantimu kembali.. apa aku tak pantas mengharapmu, sehina itukah aku dihadapanmu. Kobaran apa yang telah menghauskan hatimu, embun hati apa yang telah membutakan perasanmu.

Kekasih aku tak mampu mengartikan hidup tanpa hadirmu. Aku tak mampu melihat lebih dalam tanpa sejalan denganmu. Jemari tanganku tak lagi mampu menggoreskan lantunan seperti saat kau milikku. Hanya barisan kata ini saksi perasanku padamu.

Adakah kau di sana mengerti sebuah penantian. Atau kau tak lagi mampu mengartikan sebuah penantian. Jika kau tak lagi bisa di harapkan taukah kau cara untuk ku melupakanmu. Jika memang benar kuburlah perasanku dengan segenap hatiku…

Kamis, 05 Mei 2011

Suaka Marga Cinta

Haruskah seperti Al-Fatihah dalam shalat
Wajib kuulangi mentilawahkan keteguhan pengabdian
Yang kau deklarasikan sebagai keremangan

Dan nenek pun tak mau meminta-mintanya pada kakek
“Apakah gunung masih tinggi, apakah laut masih asin...?”
Karena sudah lama tak kusihir asam dan garam
Dengan kelontang kuali

ini bukan milikmu yang kupinjam
yang kau harus kau tanya-tanyakan,
karena takut rusak, hilang
atau dilarikan kucing
tapi ini punya kita, dinda
maka seperti sorakkan pecinta alam
kita sorakkan :
“bersama kita jaga dan lestarikan
suaka marga Cinta kita”

Tiga Macam Cinta Menurut Al-Imam Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah

Perlu diketahui oleh sepasang suami istri, menurut Al Imam Al ‘Allamah Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Abi Bakar yang lebih dikenal dengan Ibnul Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah, ada tiga macam cinta dari seorang insan kepada insan lainnya :
Pertama : Cinta asmara yang merupakan amal ketaatan. Yaitu cinta seorang suami kepada istri atau budak wanita yang dimilikinya. Ini adalah cinta yang bermanfaat. Karena akan mengantarkan kepada tujuan yang disyariatkan Allah Subhaanahu wa Ta’ala dalam pernikahan, akan menahan pandangan dari yang haram dan mencegah jiwa/hati dari melihat kepada selain istrinya. Karena itulah, cita seperti ini dipuji di sisi Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan di sisi manusia.

Kedua : Cinta asmara yang dibenci Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan akan menjauhkan dari rahmat-Nya. Bahkan cinta ini paling berbahaya bagi agama dan dunia seorang hamba. Yaitu cinta kepada sesama jenis alien, seorang lelaki mencintai lelaki lain (homo) atau seorang wanita mencintai sesama wanita (lesbian). Tidak ada yang ditimpa bala dengan penyakit ini kecuali orang yang dijatuhkan dari pandangan Allah Subhaanahu wa Ta’ala, hingga ia terusir dari pintu-Nya dan jauh hatinya dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Penyakit ini merupakan penghalang terbesar yang memutuskan seorang hamba dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Cinta yang merupakan musibah ini merupakan tabiat kaum Luth alaihis salam hingga mereka lebih cenderung kepada sesama jenis daripada pasangan hidup yang Allah Subhaanahu wa Ta’ala tetapkan untuk mereka. Allah Subhaanahu wa Ta’ala mengabarkan :

“Demi umurmu (ya Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan?? (Al Hijr : 72)

Obat dari penyakit ini adalah minta tolong kepada Dzat Yang Maha membolak balikkan hati, berlindung kepada-Nya dengan sebenar-benarnya, menyibukkan diri dengan berdzikir/mengingat -Nya, mengganti rasa itu dengan cinta kepada-Nya dan mendekati-Nya, memikirkan pedihnya akibat yang diterima karena cinta itu. Bila seseorang membiarkan jiwanya tenggelam dalam cinta ini, maka silahkan dia bertakbir seperti takbir dalam shalat jenazah. Dan hendaklah ia mengetahui bahwa musibah dan petaka telah menyelimuti dan menyelubunginya.

Ketiga : Cinta yang mubah yang datang tanpa dapat dikuasai. Seperti ketika seorang lelaki diceritakan tentang sosok wanita yang jelita lalu tumbuh rasa suka dalam hatinya sad Atau ia melihat wanita cantik secara tidak sengaja hingga hatinya terpikat. Namun rasa suka/cinta itu tidak mengantarnya untuk berbuat maksiat. Datangnya begitu saja tanpa disengaja, sehingga ia tidak diberi hukuman karena perasaannya itu. Tindakan yang paling bermanfaat untuk dilakukan adalah menolak perasaan itu dan menyibukkan diri dengan perkara yang bermanfaat. Ia wajib menyembunyikan perasaan tersebut cukup SIMPATI; alias simpan dalam hati  menjaga kehormatan dirinya (menjaga ‘iffah) dan bersabar. Bila ia berbuat demikian, Allah Subhaanahu wa Ta’ala akan memberinya pahala dan menggantinya dengan perkara yang lebih baik karena ia bersabar karena Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan menjaga ‘iffah-nya. Juga karena ia meninggalkan untuk menaati hawa nafsunya dengan lebih mengutamakan keridhaan Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan ganjaran yang ada di sisi-Nya. (Ad-Da’u wad Dawa’, hal 370-371)

Bila cinta kepada pasangan hidup, kepada suami atau kepada istri, merupakan perkara kebaikan, maka apa kiranya yang mencegah seorang suami atau seorang istri untuk mencintai, atau paling tidak belajar mencintai teman hidupnya ?

Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

Rabu, 04 Mei 2011

KISAH SANG ANGIN

Menemani sang angin merangkai cerita
Tak lama berselang
Datanglah ia,
Sang Cinta
Sang angin yang gundah
Menyatakan isi hatinya
Aku tak sanggup bila begini, katanya
Bersembunyi di balik bayang ini,
Itu tak baik
Kapan kita bisa keluar?
Dan menatap mentari
Menjadi seperti angin yang menjemput awan
Menjadi seperti angin yang menyapa padang rumput
Itu yang aku mau
Tetapi harapan tinggal harapan
Aku tahu mentari takkan tersenyum
Tidak untuk angin sepertiku
Aku tahu itu
Mendengarnya, sang cinta pun berkata
Terus mengeluh sekarang tak ada guna
Lebih baik menatap masa depan dan berusaha
Walaupun aku tahu
Mentari takkan tersenyum padamu
Tetapi tak taukah engkau
Bahwa senyum terindahku akan senantiasa terpancar
Hanya untukmu,
Tanpa kau minta

Menurutku,
Kita jalani dulu
Semua liku-liku
Sambil menunggu
Luluhnya sang waktu